Ibu Melsyn sangat di pandang oleh orang, karena dia memiliki status sosial dan matang dalam tingkat ekonominya, tetapi, hal itu tak membuat ibu Melsyn anggku hatinya, dalam hidupnya ibu Melsyn selalu berbagi dengan sesamanya, pergaulannya pun tak hanya di para kalangan elit yang kaya raya, tetapi juga orang yang miskin tak pernah di jauhinya, ibu Melsyn yang kaya raya itu, selalu memberikan bantuan kepada mereka yang ada di panti asuhan terdekat, begitupun selalu memberikan bantuan kepada gereja, beliau tetap bersyukur dan berdoa, dari segala rezeki yang di berikan Tuhan kepada dirinya, sungguh saleh juragan kaya itu, kesalehannya itu juga tertuang di dalam kehidupan Desy putri tunggal nya itu, Desy selalu mengawali dan mengakhiri segala aktifitasnya dengan doa.
Pada suatu hari, Desy putri nya yang sedang menempuh pendidikan S3 nya di banglades, menelpon ibu Melsyn dan memberi kabar, bahwa dirinya akan di wisudakan dalam waktu dekat, mendengar kabar dari anaknya itu, Ibu Melsyn sangat riang hatinya, ibu Melsyn memutuskan akan hadir dalam acara wisuda Desy putri tunggalnya itu, akhirnya selang beberapa hari kemudian, saat itu wisuda Desy putrinya itu tinggal 2 hari lagi, ibu yang kaya raya itu, membeli tiket pesawat dan terbang ke banglades untuk mengikuti wisuda anaknya Desy.
Sesampainya ibu Melsyn di banglades, Desy anaknya menjemput dia di bandara dengan menggunakan mobil milik apertemen, setalah bertemu, ibu dan anak itu saling berpelukan dan melepas rasa rindu mereka selama 2 tahun lebih tidak bertemu, setelah itu, Desy menghantarkan ibu nya ke apartemen yang di tempatinya selama masa study, sesampainya di apartemen, Desy menghimbau ibu nya, untuk beristirahat sejenak, untuk menghilangkan rasa lelah, setelah bangun dari tidur, Desy akan mengajak ibu nya untuk berkeliling melihat-lihat panorama kota banglades, sambil mencicipi aneka kuliner khas kota banglades.
Wisuda Desy baru di laksanakan esok harinya, sehingga Desy masih memiliki kesempatan untuk mengajak ibu nya pasiar mengelilingi kota banglades, karena setalah acara wisuda esok hari nya, Desy dan ibunya itu langsung terbang kembali ke daerahnya. Ibu Melsyn baru bangun dari tidurnya, Desy putri tunggalnya itu, mengatakan kepada ibu nya, untuk bersiap-siap sebelum berangkat pasiar, setelah habis persiapan, ibu dan anak itu bergegas keluar dan mengelilingi kota dengan menggunakan mobil yang megah, dalam perjalanan, Desy menunjukan berbagai tempat nan indah permai di kota study nya itu bagi ibunya, serta menghantarkan ibunya untuk mencicipi aneka macam kuliner khas kota banglades di berbagai restoran terbaik yang pernah ada di kota itu, dan belanja di mol-mol besar, wow ! senang rasanya hati ibu Melsyin setelah merasakan semua itu, tak perduli berapa banyak uang yang di habiskan ibu Melsyin saat melakukan pasiar, ya namanya juga orang kaya.
Malam semakin larut, sehingga ibu dan anak itu, memutuskan untuk kembali ke apartemen untuk berisitirahat karena, esok hari nya mereka masih mempunyai agenda yang sangat penting, yaitu mereka harus ke kampus dan mengikuti acara wisuda Desy, setelah selesai mencicipi kuliner di sebuah restorant ternama di kota itu, Desy mendahului ibunya keluar restoran, sementara ibu Melsyn menuju ke kasir untuk membayar kuliner-kuliner yang tadi di cicipi, sembari berjalan ke luar restorant, Desy memasukan tangannya ke sebeuah tas berwarna pink yang tadi di jijinjin nya lalu mengambil kunci mobil dan menyalakan mobil, ibu Melsyn baru menyusul Desy putri nya itu, setelah semuai nya usai, ibu dan anak itu pun kembali ke apartemen dan beristirahat.
Ke-esokan harinya, saat bangun dari tidur, ibu dan anak itu langsung bersiap diri untuk pergi ke kampus tempat dimana Desy menghabiskan masa study nya dan mengikuti acara wisuda Desy. momentum wisuda itu, sangat berarti bagi Desy, karena kurang lebih 2 tahun, Desy menghabiskan hari-harinya dn bergulat bersama penah dan kertas di kampus itu, kini berakhirlah sudah. sesampainya mereka di kampus, sebelum acara wisuda di mulai, Desy mengenalkan ibunya kepada teman-temannya, begitupun sebaliknya teman-temannya itu mengenalkan orang tua mereka kepada Desy dan ibu nya, suasana kampus sangat ramai, karena orang berdatangan untuk menghadiri acara wisuda, dan para mahasiswa yang lain sibuk akan kulia dan tugas, serta yang lainnya sedang duduk di kantin-kantin kampus, sehingga di berbagai sudut kampus terlihat kerumunan orang yang lagi ramai berdatangan. sebentar lagi acara wisuda di mulai, para wisudawan dan wisadawati masuk ke ruang wisuda bersama orang tua wali untuk mempersiapkan diri, selang beberapa jam kemudian acara wisuda di mulai, acara sangat meria karena di hairi juga oleh berbagai kalangan akademis.
Saat sampai pada pembacaan kelulusan terbaik, ternyata nama Desy yang muncul sebagai mahasiswa kelulusan terbaik, Dia di panggil ke depan untuk memberikan sepata dua kata, sementara berjalan ke depan sembari semua hadirin tengah memberikan tepuk tangan yang meria, Desy tak pernah membayangkan akan hal itu, mungkin semua sudah menjadi rencanaTuhan. saat berada di depan, Desy hanya mengucapkan banyak terimakasih atas semua itu, terlebih khusus bagi sang bunda yang telah berjuang untuk dirinya, Desy mengutarakan semua itu dengan tangis dipipi, setelah itu Rektor universitas memberikan penghargaan kepada Desy.
Setelah semua berakhir di banglades, ibu dan anak itu kembali ke tanah air, dan melanjutkan kehidupan bersamaan kembali, suatu ketika saat Desy sementara joging, dia menemukan seorang pemuda yang lagi asyik menjaga sapi-sapinya makan di padang, Desy seperti nya kenal dengan pemuda itu, karena penasaran Desy mendekait pemuda itu untuk memastikan siapa dirinya sebenarnya, sesampinya di belakang pemuda itu, Desy memperhatikan lebih serius pemuda itu, ternyata pemuda itu adalah Rian kekasih lama Desy, Desy menyambarinya dan memukul pundak Rian seraya bertanya, Rian, kamu Rian kan ?, pemuda itu kaget, dan membalikan tubuhnya ke Desy, mata saling bertemu pandang, tetapi pemuda itu tidak menjawab Desy, melainkan mengiring sapi-sapinya itu untuk mencari makan ke tempat lain, Desy diam sejenak, pemuda itu membuat Desy bingung dan penasaran.
Desy mengejar lagi pemuda itu, sesampainya, Desy bertanya lagi, hy ! kamu Rian kan,,?, tanya Desy kepada Rian, Rian masih diam, Hy ! Ka,,!, belum selesai bertanya, pemuda itu memotong pembicaraan Desy seraya berkata, sebaikny kamu pulang sebelum ibu mu datang. ia aku tahu, tapi kita kan belum kenalan,lanjut Desy, Rian tak mempedulikan Desy sama sekali, melainkan mengiring sapi-sapinya untuk mencari makan. Desy diam dan bingung, dalam hati Desy bertanya, siapa pemuada itu sebenarnya, sepertinya akau kenal dia de !, tuturnya dalam hati, Desy semakin penasaran.
Karena di cuekin, Desy memutuskan untuk kembali ke rumahnya, di tempat tidurnya Desy masih penasaran akan pemuda tadi, di hari kedua, masih dengan kejadian yang sama, pemuda itu sama sekali tak menghiraukan Desy, hingga pada suatu malam, setelah pulang dari kantor ibunya, Desy di halangi oleh beberapa preman, preman-preman itu ingin merampoknya dan memperkosanya, mereka memaksa gadis itu untuk keluar dari mobil, tapi untung saja, Rian, pemuda yang tadinya menghiraukan Desy menemukan kejadian itu saat pulang mengembalakan sapi-sapinya, pemuda itu bertarung dengan para preman itu dan mengalahkan mereka, Desy di selamatkan oleh Rian, pemuda itu menghampiri Desy dan berkata, lain kali jalan itu harus hati-hati di sini rawan penculikan dan pemerkosaan, Desy yang masih dalam keadaan gugup dan kaget itu, menghampiri pemuda tampan itu dan berkata, kalau emang kamu Rian aku cinta kamu, selama ini aku masih menunggu mu Rian, pemuda itu menghentikan langkah kaki nya serentak, dan menatapk kembali wajah Desy dan berkata, kenapa kamu begitu percaya bahwa akau adalah Rian ?, dari cara mu melindungi aku, kau adalah pangeran ku di mana saat aku sepi, bayangan mu selalu menjaga ku, jawab Desy kepada Rian.
Rian tak bisa berbuat apa-apa, ternyata wanita yang selama ini berpisah dengan nya, masih utuh menyayangi dia, dengan tangis pemuda itu menatap Desy sambil berkata, Des, mengapa kamu masih menunggu ku ?, aku ini hanya laki-laki biasa, dan tak punya apa-apa, dibanding kamu gadis yang berpendidikan tinggi dan punya segala-galanya, aku malu des, aku malu sama kamu, dan aku malu sama diri aku yang seperti ini, aku laki-laki kumuh,bauh sedangkan kamu, wanita yang berparas cantik, dan berdandan yang megah des, jelas Rian kepada Desy, Mendengar apa yang di katakan Rian kekasih lamanya itu, Desi lalu mendapatkan Rian dan memeluknya sambil berkata, Rian aku tak pernah memandang kamu demikian, kita adalah dua insan yang telah di takdirkan untuk bersama, mengapa kamu mengatakan demikian, walau pun kamu seperti ini, itu sama sekali tak melunturkan cinta ku pada mu, Tutur Desy kepada kepada Rian, ia Des aku tahu itu, tapi bagaiman dengan ibu mu ?, apakah aku dapat di terimah oleh ibu mu ?, tanya Rian kepada Desy, kamu kan belum mencoba, makanya, kalau kamu mencintai ku, secepatnya kamu menghadap ke ibu ku, sebelum ibuku mencarikan aku menantunya titah Desy kepada Rian, ia Des besok aku akan temui ibu mu, semoga saja kita dapat di restui untuk bersama selamanya, kata Rian kepada Desy yang masih dalam pelukannya, suasana isak tangis terjadi di tengah-tengah sepasang kekasih yang telah lama baru berjumpa kembali, pasca kejadian itu, keduanya terlihat kembali romantis, karena malam itu adalah malam di mana cinta sepasang kekasih itu mesrah kembali.
Ke-esokan harinya, Rian ingin bertemu ibu Desy sesuai janji dia semalam, tetapi tak bisa siang, harus sore, karena pagi hingga siangnya pemuda itu membantu ayahnya, memberi makan sapi-sapinya, tapi tak masalah, karena pas banget, ibu Melsyn ternyata libur, jadi juragan kaya itu tak masuk kantor, kali ini ibu Melsyn di rumah menemani Desy untuk nonton, sementara nonton, ibu Melsyn melihat Desy tak tenang hatinya, Desy sedikit gugup, takut nya Rian kekasihnya itu tidak di restui sama ibunya, dengan penuh harap Desy berusaha mengajak ibu nya untuk bicara, bu !, panggil Desy, ia nak !, jawab ibunya, ibu masih ingat nggak, 2 tahun lalu ada lelaki yang pernah menjadi pacar ku, lanjut Desy bertanya kepada ibunya, Oh !!!, Rian, lelaki yang kerjanya cuma mengurus saaaapiii terusss,, sanggah ibunya, ia bu, nah itu sudah ibu, ternyata ibu masih ingat sama dia,,mmm, tutur Desy kepada ibunya, ingatlah, kamu kan anak ibu, jadi apapun tentang kamu ibu nggak mungkin lupa, kata ibu Melsyn, emangnya ada apa nak ?, kok tumben kamu tanya Rian, tanya ibu Melsin kepada Desy, nggak, nggak ada apa-apa kok bu, aku cuma nanya doang, jawab Desy, benar ?, nggak ada apa-apa sayang, tanya ibu Melasyn lanjut, kamu nggak usah tipu ibu mu ini lo, karna ibu juga perempuan tauh apa yang kamu rasaka, jelas ibu Melsyn, apa kamu masih suka sama Rian ?, tanya ibu nya, ah, ibu bisa-bisa aja bercandanya, ganggu Desy kepada ibunya, benar sayang, kalau kamu masih suka sama Rian, temui dia seakarang kata ibu Melsyn, ah ibu kok bercanda mulu, kata Desy sedikit tak percaya ibunya, benar sayang ibu nggak bercanda kok, buat apa ibu bercanda kalau itu bersangkutan dengan kebahagianmu ke depan, lagian kamu kan lebih memilih untuk menjadi seorang dokter, nggak mau gantiin ibu untuk ngurus perusahan, ya udah misalnya kamu udah jadian serius sama Rian, kan dia bisa gantikan ibu ngurus perusahannya, tapi yang pentinggg, itu suara hati mu yang menentukan, ibu hanya bisa restui kalian, jelas ibunya kepada Desy, mendengar itu, Desy memeluk ibu nya dan mengucapkan terimakasih, atas segala kasih sayang ibunya itu untuk dirinya, suasana riang bercampur sedih pun terjadi di tenha-tengah ibu dan anak itu, setelah itu Desy langsung melepaskan pelukannya dari ibu nya dan berlari menemui Rian di padang yang sedang memberi makan sapi-sapinya itu, dan mewartakan kabar gembira itu kepada Rian kekasihnya itu, setelah mendengar berita itu, hati Rian sangat senang, dan berlari mendapatkan Desy kekasihnya itu dan memeluknya, sembari mengucap syukur kepada Tuhan, dengan demikian, berjalan nya waktu, akhirnya sepasang kekasih itu menikah dan hidup berbahagia untuk selama-lamanya.