Malam yang indah, dihiasi dengan sinar rembulan dan bintang, di tepi pantai Yempori, Mila dan Aris saling memadu cinta dengan begitu romantis. kedua sijoli ini menikmati pemandangan pantai sambil mebicarakan hubungan mereka dengan begitu mesrah, di sambar angin sepoi-sepoi, sayupan mata termenung dikala malam semakin larut. indahnya malam itu menghantarkan mereka kepada puncak klimaks kemesraan yang begitu puas. Aris memberikan banyak harapan kepada Mitha pada malam hari itu, karena keesokan harinya Aris akan berangkat untuk menimba ilmu ke kota Malang. Sang kekasih siMtiha berjanji kepada Aris, dia akan selalu menanti Aris kembali ke pangkuannya, berbagai janji-janji manis diucapkan demi mempertahankan hubungan mereka. konkritnya malm itu malam perpisahan.
Seuasai malam yang panjang itu, keesokan haripun tiba. Seperti yang dikatakan Aris bahwa dia akan pergi merantau. Aris berangkat sendiri ke kota Malang tanpa diantar oleh siapapun. sesampainya di Malang Aris merasakan kehidupan yang berbeda dari sebelumnya. lingkungan sosial, kemajuan teknologi industri dan sebagainya memang berbeda jauh dari apa yang dirasakan oleh Aris semasa di kampung halamannya.
Namun sewaktu Aris masih dikampung dia telah di daftarkan oleh Ayahynya lewat kaka Aris yang juga pernah manimbah ilmu di salah satu perguruan tinggi namanya Universitas Tribuana Tunggadewi Malang, atau yang biasa disingkat UNITRI. Kampus ini terletak di Kecamatan Lowokwaru Malang Jawa timur. UNITRI adalah salah satu kampus kecil yang mampu mewadai berbagai suku, Agama, dan Ras, oleh kerana itu, UNITRI biasanya dikenal dengan kampus kerakyatan sesuai dengan Visi dan Misinya.
Dikampus inilah Aris mengasah intelektualnya, Aris terlihat sedikit beribawa dari sebelumnya, karena dia berusaha untuk berbaur sesuai dengan perannya sebagai Mahasiswa. Tak hanya itu Aris anak yang bertalenta ini juga mampu menyesuaikan dirinya dengan berbagai golongan yang terdapat di masyarakat setempat.
Suatu hari Mitha sang belahan jiwa Aris itu dihantui dengan kerinduan yang begitu dalam. Mitha terlihat semkin kangen kepada Aris. Telah beberapa tahun silam kedua sejoli ini telah menjalin Hari-harinya tanpa kebersamaan, karena jarak yang memisahkan mereka. rasa kangen yang begitu dalam, seuasa membantu ibunya membersihkan Rumah Mitha menelpon Aris sang kekasihnya. lantas apa yang terjadi sang kekasihnya itu tidak mengangkat telpon darinya. Mitha menelpon lagi, sampai berulang kali tetap dengan keadaan yang sama. Mitha mulai memikirkan hal yang tidak-tidak. timbul prasangka buruk, curiga, dan sebagainya. sambil berpikir demikian Mitha bertanya dalam hatinya atau jangan-jangan Aris telah mendapatkan penggatinya. tetapi fikiran-fikiran itu tak lama kemudian hilang dari benakannya, Mitha berharap hal itu tidak terjadi.
Namun pada suatu hari di depan teras rumah, sambil santai Mitha membuka Fbnya. dia mendapatkan ada sebuah foto yang ditandai oleh seorang teman dekat Aris yaitu Deni. foto yang di tandai itu ternyata Foto aris terlihat berpeluk mesrah dengan wanita lain. Mitha terkejut dan tak berdaya, seakan-akan baru habis dihipnotis. Mitha tak menyangka ternyata dugaanya selama ini memang benar. tak lama, Mitha bergegas mencari kontak Aris dan langsung menelponnya, Mitha ingin memastikan apakah yang dilihat di Fbnya itu benar atau tidak.
Tiga kali Mitha menelpon Aris namun tidak diangkat-angkat. semakin kuat keyakinannya bahwa Aris telah mengkhianati dia dengan segala Janji dan sumpah, yang telah membuatnya kuat bertahan menanti suatu harapan yang pasti. Namun Mitha baru menyadari bahwa apa yang dinantikannya semua hilang ditelan kalbu. Aris hanya mampu memberi harapan palsu (PHP).
Penyesalan timbul pada akhir cerita, yang dirasakan Mitha hanyalah derita, terkungkung dalam kesepian, setiap saat air mata mitha menetes dipipinya yang halus. Mitha menyesal bukan Karena keprawanannya telah diambil oleh Aris. Tetapi penyesalan Mitha adalah mengapa mereka Harus berjumpa, lelaki yang selama hidupnya diharapkan oleh Mitha, kini pergi tinggalkan dia. bagaikan kacang lupa kulit.
EmoticonEmoticon