Marhaen dan Kapitalis

Oleh : Bung Youngki

Secara historis marhaenisme mula-mula muncul dari buah fikir bung Karno semasa kolonialisme. Marhaenisme secara penempatan kalimatnya dibagi dalam tiga unsur kata, yakni marhaen adalah sebuah nama yang diberikan bung Karno demi mengangkat derajat masyarakat kecil, sedangkan marhaenis lebih menonjolkan pada kaum pejuang, dan marhaenisme adalah paham mengenai perjuangan kaum marhenis demi mengangkat derajat kaum marhaen. 


Sedangkan kapitalis secara etimologi muncul dari bahasa inggris capital yang artinya modal. paham ini berpandangan bahwa kapitalis adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dengan prinsip tersebut, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna memperoleh keuntungan bersama.

Terlepas dari apa yang kita pahami tentang kehidupan marhaen, ternyata yang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri bahwa ternyata fakta hari ini kaum marhaen masih tertindas oleh sistem. tak dapat pungkiri bahwa seusai dari peralihan kekeuasaan yang tidak efektif mengakibatkan banyak rakyat kecil belum juga mendapatkan kesejateraan yang adil. 

Sapaan marhaen yang diperkenalkan oleh bung Karno bukan saja sebatas teori. namun sesungguhnya bung Karno mengajarkan kita untuk pentingnya mengangkat kesamaan derajad semua golongan secara kemanusiaan yang adil dan beradab. lantas membungkamnya keserakaan dan keegoisan manusia maka penjajahan dan penindasan terjadi dimnan-mana, mengakibatkan yang kaya tetap kaya, yang miskin tetap miskin. 

Ekspolitasi besar-besaran yang dilakukan kapitalis ini menunjukan bahwa sampai pada hari ini  masih ada penindasan. marhaen yang dimaksud bung Karno adalah mereka yang mengalami penindasan karena sistem yang tidak pro akan masyarakat kecil. dalam laga permainan politik yang dimainkan para politisi kita selalu menonjolkan ketidak pastian akan janji-janji politik yang di sampaikan. Proses demokrasi yang berkelanjutan sampai hari ini dinilai masih egois, sehingganya banyak yang berpendapat bahwa demokrasi hanya sebatas alat demi mencapai kekuasaan. 

Konsep demokrasi yang seseungguhnya dimaksudkan oleh bung Hatta adalah kedaulatan tertinggi harus berada pada tangan rakyat, oleh sebab itu hadirnya demokrasi harus membuka peluang yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Namun pada prakteknya hadirnya demokrasi seakan-akan membuat ketidak berdayaan masyarakat, ini membuktikan dalam kehidupan sosial marhaen hari ini tidak mempunyai ruang dalam penyampaian aspirasinya. Hironisnya mereka dihimpit dengan berbagai kepentingan elit, tanpa sadar alam yang mereka miliki menjadi kekuasaan orang asing.

Mengutip Abdur seorang komika dari NTT beliau mengatakan "kita bukan boneka milik Amerika". Bangsa indonesia adalah bangsa yang dipenuhi dengan kelimpahan kekayaan alam, ini memberikan ruang yang sebesar-besarnya bagi kapitalis masuk dan ingin menguasai indonesia. Kaum ini akan menggunakan banyak metode untuk menguasai indonesia, bahkan hironisnya mereka mampu mengadu domba antara satu golongan dengan golgongan yang lain, misalnya suku, agama, dan ras yang ada dinegri ini, sehingga mengakibatkan indonesia mengalami kehilangan akan jati dirinya. Sesungguhnya karena keserakaan kaum kapitalis ini mampu untuk mendominasi peradaban kehidupa bangsa kerana yang semakin individualistik. bangsa semakin liberal untuk mentukan nasibnya secara individual. bahkan pancasila yang menjadi dasar negara untuk berpijak tidak lagi dijunjung tinggi. mengakibatkan tatananan kesatuan republik indonesia diancam akan perpecahan. 

Berbagai kepentingan dan keegoisan sentral telah menancapkan taringnya atas kebersamaan yang dianut secara fundamental, deteksi para pakar kiri yang memunculkan antitesa perlawanan semakin menggerumu membuat kita semakin gementar, perisai analisis kaum marhaenis membentuk perlawanan yang sengit. lantas mengapa kitapun belum sejahtera. 

Ketika menfitbackkan kembali dan berkaca pada cermin kehidupan marhaen ternyata yang ditemukan adalah semakin lajunya kendaraan kapitalis yang mengguncangkan ketertinggalan kehidupan marhaen lewat arus modernisasi dan globalisi dalam berbagai aspek kehidupan. Marhaen selalu kalah dalam pertarungan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin canggih dan sang penguasa kapitalis menanamkan bendera kekuasaan dan semakin leluasa  menindas masyarakat marhaen.


Protokol kebijaksanaan dan keharmonisan perlahan menghilang karena dibumi hanguskan karena sikap keserakaan kapitalis, portal-portal pembatasan antara simiskin dan sikaya semakin nampak di permukaan dan bahkan ekstrimnya menerobos masuk dalam nilai-nilai keagaamaan, akhirnya kita saling mencela sesama kita didepan mata Tuhan yang kita puja, bukan saja itu tetapi keragaman yang seharusnya dijaga demikianpula kita menganggap perbedaan itu menjadi malapetaka. Hal ini berdampak misterius, hari ini krisis kepercayaan terjadi dimana-mana, tanpa kita sadari semuanya akan berdampak pada proses pembangunan secara fisik maupun nonfisik. 

Brutalnya kekuasaan kapitalis yang semakin meraja lela menekan kita harus bangkit dan mencari solusi, berdikari sesungguh itulah solusi yang telah lama bertahun-tahun ditawarkan oleh sang proklamator kita Soekarno, hanya saja sampai hari ini kita belum menghiraukannya. Maksud dari solusi yang ditawarkan bung Karno adalah indonesia dapat sejahtera ketika mampu berdikari dibidang politik, ekonomi, dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan, lantas jas merah semakin tenggelam. Ketika kita tidak menghiraukan akan hal ini, maka kekuasaan bangsa asing akan selalu  terus mencoba mengkudeta pemerintahan indonesia. Apalagi semakin punahnya nilai kejujuran dalam sanubari setiap pemimpin. 

Mengutip darwinisme politik kekuasaan yang sesungguhnya adalah bukan semata-mata untuk kepentingan pengusa melainkan kepentinan rakyat. Maka amunisi yang perlu kita siapkan adalah mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dalam mengenyam pendikan yang merata, karena dari pendidikanlah kita mampu meningkatakan ilmu pengetahuan yang berahklak kemanusiaan dan bersumber pada etika kebijaksanaan, sehingganya kita mampu membentengi kaum marhaen dari manufer-manufer asing yang mencoba menguasai indonesia secara tidak bermoral.  


EmoticonEmoticon