Antara Harta atau Moral





Oleh : Bung Youngki

Mencengkriknya dunia yang semakin moderen ku lihat banyak keserakahan yang meraja. tak ku pungkiri banyak perempuan yang tak ternoda mampu digoda sedemikian rupa dengan harta, banyak yang terjebak akan harta sehingganya menyampingkan moral. Kehidupan yang polos telah di sogoki dengan berbagai hiasan harta kemegahan, gadis-gadis yang tak bersalah dibeli moralnya, hironis kuamati nasib duniaku yang malang ini. 

Lentera batin tempat mengalirnya kasih sayang kini yang dimaknai hanya sebatas omong kosong. mengadu cinta dengan ego yang bermodalkan dusta, menjadikan diri sebagai sang pemberi harapan palsu. Ibaratnya para politis yang mengubar janji tanpa bukti, dengan serakah mereka banyak yang menjastis dirinya berada dalam barisan penyelamatan, tetapai yang terbukti adalah menambah kehancuran dan memupuk dinamika yang berkempanjangan. oh ibu duniaku haus akan perdamaian.

Puluhan tahun duniaku terkurung dalam penjara penderitaan karena dililiti oleh hawa nafsu birahi. Para pemuda yang kuharapkan untuk membawa perubahan ternyata merekapun ikut terjerumus dalam hasutan kejahatan. Kulirik disamping kiri dan kananku ternyata yang kutemukan hanyalah tangisan darah dan air mata, gemetar badanku seketika mendengar sambaran tangisan anak kecil memenggil ibunya lantas ibunya sibuk mengurus suami orang lain alias selingkuh. oh kejamnya duniaku. 

Cermin kebijaksanaan kini retak berkeping-keping, sikap tak berbudi membias sampai pada lorong-lorong pedesaan. Angkuh dikedepankan demi mencapai keuntungan. Tak ada keunikan yang lebih mulia hanyalah dosa yang semakin membara. para pangeran penguasa sibuk mencari tahkta mengikrarakan sumpah dengan kebohongan, menjepit tubuh dengan kesombongan hal akhir banyak penderitaan. 

Sungguh misterius membuat badanku merinding ketika kaum hawa yang berhiaskan kecantikan dan kemolekan dikuasai dan ditiduri secara tidak bermoral. Keperawan yang dianugerahi oleh Tuhan yang Maha Esa seharusnya dijaga secara bermartabat. namun dandanan domestik mengikuti zaman membutuhkan fenansial yang begitu besar maka yang terjadi adalah tidak lain uang berbicara Tuhan dilupakan.

Yang kuamati, duniaku telah mengubur keharmonisan dan memunculkan kekacauan, nilai-nilai keagamaa digunakan sebagai perisai untuk menebas kembali sesasama saudara kami. Karena terlalu angkuh dan ego maka yang kami lakukan adalah saling menghina antar sesama kami, saling mencaci dan bahkan ekstrimnya kami saling membunuh karena kekuasaan semata, sang penguasa menancapkan taring keserakahannya dan rakyat kecil ditintas habis-habisan. Alam kami dijual bukan untuk kepentingan rakyat. Tetapi entah, tak tahu kemana hasilnya. 

Kejamnya duniaku bagaikan setetes hujan yang merusak susu sebelanga. Aku merasa seakan-akan duniaku dikutuk oleh sang Kuasa, namun setelah aku berpengetahuan, ku coba menganalisis ternyata yang ku temukan hanya karena keserakahan manusia. 

Banyak yang tahu hal yang dilakukannya salah, tetapi terpaksa dilakukan demi menjadi penguasa. mereka menjadi hantu yang menghantui kehidupan kami seperti yang kulihat didalam dunia filem horor. hasil akhirnya banyak yang bertanya, sedikit yang mencari jawaban. 




EmoticonEmoticon